-->
Assalamu'alaikum,, Selamat Datang di Blog aq, silahkan berikan komentarmu dan kunjungi Facebook ku, thankz :) salam hangat (Ardiansyah Putra Nst)

Bagaimana Penilaian Mu Tentang Isi Blog Ini...

                cukup...
                cukup bagus...
                bagus...
                sangat bagus... ^o^

Minggu, 08 Juli 2007

big family

"klik gambar untuk melihat ukuran asli"

Kamis, 05 Juli 2007

bagi ku kenangan itu seputih lupa sebiru ingatan.....

Seputih lupa, katamu...

Tapi ingatan berwarna-warna

Dengan jemari ku lukisi kanvas waktumu

Hingga sorot matamu menerawang

menerbang ke masa lalu

Terowongan yang tak habis kau telusuri

Hingga warna segala warna memasuki tidurmu

Mimpimu yang berwarna

Mungkin biru

Ingatan yang biru

Ingatan demikian biru

Seperti langit

Seperti laut

Seperti rindu dari masa lalu

Tapi ada yang ingin menghapus segala kenangan

Seputih lupa, katamu....

Di sudut mata

Menggenang indahnya saat itu...

...."Aku benci..."


aku benci cara mu menatap ku
aku benci cara mu tersenyum kepada ku
aku benci cara mu menyayangi ku
aku benci cara mu mencium ku
aku benci cara mu memeluk ku

aku benci cara mu menyakiti ku
aku benci cara mu mengecewakan ku
aku benci cara mu mempermainkan ku
aku benci cara mu menghianati ku

aku benci segala kekanakan mu
aku benci segala keegoisan mu
aku benci segala kebohongan mu
aku benci segala ketidakpedulian mu
aku benci segala kenangan bersama mu

aku benci saat kamu mengucapkan kata sayang kepada ku
aku benci saat kamu mengucapkan kata manja kepada ku
aku benci saat kamu mengucapkan kata kasar kepada ku
aku benci saat kamu mengucapkan kata "aku menerima mu apa adanya..."
aku benci saat kamu mengucapkan kata selamat tinggal kepada ku

sungguh,bukan diri mu yg aku benci...
tetapi aku benci dg keadaan ini...
keadaan disaat kamu menyakiti ku
keadaan disaat kamu tak tulus menerima ku apa adanya
keadaan disaat kamu menghianati ku
keadaan disaat kamu lebih memilih dia dari pada aku
aku membenci mu karena semua yg telah kamu lakukan
aku membenci mu namun aku sangat menyayangi mu

mungkin akan lebih baik jika aku tidak mengenal mu
aku ingin tenang menjalani hidup ku tanpa mu
aku berharap suatu saat kamu bisa menerima seseorang tanpa syarat
seperti aku menerima mu apa adanya dulu
aku tulus memaafkan mu atas semuanya
aku menyayangi mu atas kenangan2 indah bersama mu
disaat kamu membahagiakan ku,
disaat kamu menyayangi ku,
walaupun hanya sesaat...

terima kasih untuk semuanya
maafkan segala kesalahan jg kekurangan ku
selamat tinggal...

malaikatku sayang

Pergilah...

Pergi, pergilah...
Jangan ganggu aku lagi
Enyah, enyahlah...
Enyahlah kau dari pikiranku
Cukup sudah ku berlari tuk mengejarmu
Cukup sudah ku melompat tuk menggapaimu
Cukup sudah…
Aku letih…
Sia-sia sudah semua yang ku lakukan untuk mu
Kau tak pernah peduli padaku...



Peduli?
Jangankan peduli,
menolehpun tak kau lakukan
Bahkan melirikpun kau enggan
jadi...
pergilah dari hadapan ku

sebuah cerita buat bunda...


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang
bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu
menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah
seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si
anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan
memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan
pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada
ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?
Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang
jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita
memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu
jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi
remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita
menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya
kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah
sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan
menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku
membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan
bahunya, agar mampu menahan seluruh beban
dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus
cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala
bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat
melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya,
walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali
menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya
tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua
orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat
keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah,
tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih
sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam
kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau,
tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya,
melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan
memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan
inilah yang akan memberikan kenyamanan saat
didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing
suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi
pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang
rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya
kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa
suami yang baik adalah yang tak pernah melukai
istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu
akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar,
saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat
mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus
Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan
kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan
yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air
mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau
beliau masih hidup...karena syurga ada di bawah
telapak kaki ibu...

disaat kau pernah dikecewakan...bagaimanakah perasaanmu...


disuatu perjalanan...terdapat dua orang sahabat
karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di
tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah
seorang menampar temannya. Orang yang kena
tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa
berkata-kata, dia menulis di atas pasir :
HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR
PIPIKU...

Mereka terus berjalan, sampai menemukan
sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk
mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan
terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris
tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh
sahabat...yang pernah pernah menampar pipinya...

Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah
hilang, dia menulis di sebuah batu:
HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU
MENYELAMATKAN NYAWAKU...
Orang yang menolong dan menampar sahabatnya,
bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu,
kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu
menulis di batu?" Temannya sambil tersenyum
dan menjawab,

"Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus
menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang
menghembus dan menghapuskan tulisan tersebut.
Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus
memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak
mudah hilang ditiup angin."

Cerita di atas, bagaimanapun tentu saja lebih
mudah dibaca dihayati. Begitu mudahnya kita
memutuskan sebuah persahabatan hanya karena
sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan
yang menurut kita keterlaluan hingga menyakiti
hati kita. Sakit hati lebih mudah untuk diingati
berbanding begitu banyak kebaikan yang
dilakukan. Mungkin ini memang sebagian dari sifat
buruk diri kita.

oleh karena itu, seseorang pernah memberitahu
saya...apakah yang harus saya lakukan ketika
saya sakit hati. Beliau mengatakan...ketika sakit
hati yang paling penting adalah melihat adakah
orang yang menyakiti hati kita itu telah kita sakiti
terlebih dahulu.

Bukankah sudah menjadi kebiasaan sifat manusia
untuk membalas dendam? Maka biasanya bila kita
telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia juga
menginginkan kita merasai sakit yang sama
seperti yang dia rasakan. Boleh jadi juga sakit hati
kita karena kesalahan kita sendiri yang salah
dalam menafsirkan perkataan atau perbuatan
teman kita. Oleh itu, kita akan mudah tersinggung
oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya
sebagai canda dan gurauan belaka.

Namun demikian, orang yang bijak akan selalu
mengajari muridnya untuk memaafkan kesalahan-
kesalahan saudaranya yang lain. Tapi ini sangat
berat untuk dilakukan. Kerana itu beliau mengajari
kami untuk 'menyerahkan' sakit itu kepada Allah -
yang begitu jelas dan pasti mengetahui bagaimana
sakit hati kita - iaitu dengan membaca doa, "Ya
Allah, balaslah kebaikan siapapun yang telah
diberikannya kepada kami dengan balasan yang
jauh dari yang mereka bayangkan. Ya Allah,
ampuni kesalahan-kesalahan saudara-saudara
kami yang pernah menyakiti hati kami."

Bukankah Rasulullah pernah berkata, "Tiga hal di
antara akhlak ahli syurga adalah memaafkan orang
yang telah menganiayamu, memberi kepada orang
yang mengharamkanmu, dan berbuat baik kepada
orang yang berbuat buruk kepadamu".

Karena itu, Saudara-saudaraku, mungkin aku
pernah menyakiti hatimu dan kau tidak membalas,
dan mungkin juga kau menyakiti hatiku karena aku
pernah menyakitimu. Namun dengan izin-Nya aku
berusaha memaafkanmu. Tapi yang aku takutkan
kalian tidak mahu memaafkanku. Sungguh,
Saudara-saudaraku, dosa-dosaku kepada Tuhanku
telah menghimpit kedua sisi tulang rusukku hingga
menyesakkan dada...


Saudara-saudaraku, jika kalian tidak sanggup
mendoakan aku agar aku 'ada' di hadapan-Nya,
maka ikhlaskan segala kesalahan-kesalahanku.
Tolong jangan kau tambahkan kehinaan pada
diriku dengan mengadukan kepada Tuhan bahwa
aku telah menyakiti hatimu.Photo51

i love you, dad


If God can work through me, he can work through anyone.

— St. Francis of Assisi -

I met a man who came to Tampa for his father's funeral. Father and son hadn't seen each other in years. In fact, according to the son, his father had left when he was a boy, and they had had little contact until about a year ago, when his father had sent him a birthday card with a note saying he'd like to see his son again. After discussing a trip to Florida with his wife and children and consulting his busy schedule at his office, the son tentatively set a date to visit his father two months later. He would drive his family down when school was out for vacation. He scribbled a note and with mixed emotions, dropped it in the mail. He heard back immediately. Written on lined paper torn from a spiral notebook, such as a schoolboy would use, were words of excitement penned in a barely legible scrawl. Misspelled words, poor grammar and incorrect punctuation bounced off the page. The man was embarrassed for his father. He thought twice about the upcoming visit. It just so happened that the man's daughter made the cheerleading squad at her school and had to go to a camp conducted for cheering techniques. Coincidentally, it started the week after school was out. The trip to Florida would have to be postponed. His father said he understood, but the son didn't hear from him again for some time. A note here or there, an occasional call. They didn't say much—muttered sentences, comments about "your mother," a couple of clouded stories about the man's childhood—but it was enough to put together a few of the missing pieces. In November the son received a call from his father's neighbor. His father had been taken to the hospital with heart problems. The son spoke with the charge nurse, who assured him his father was doing well following a heart attack. The doctor could provide details. His father said, "I'm fine. You don't have to make a trip out here. The doctor says there was minor damage, and I can go home day after tomorrow." He called his father every few days after that. They chatted and laughed and talked about getting together "soon." He sent money for Christmas. His father sent small gifts for his children and a pen and pencil set for his son. It was a cheap set, probably purchased at a discount pharmacy or variety-type store, and the kids tossed their tokens from Grandpa aside without much notice. But his wife received a precious music box made of crystal. Overwhelmed, she expressed her gratitude to the old man when they called him on Christmas Day. "It was my mother's," the old man explained. "I wanted you to have it." The man's wife told her husband that they should have invited the old man for the holidays. As an excuse for not having done so, she added, "But it probably would be too cold for him here, anyway." In February, the man decided to visit his father. As luck would have it, however, his boss's wife had to have an operation, and the man had to fill in and work a few extra hours. He called his father to tell him he'd probably get to Florida in March or April. I met the man on Friday. He had finally come to Tampa. He was here to bury his father. He was waiting when I arrived to open the door that morning. He sat in the chapel next to his father's body, which had been dressed in a handsome, new, navy blue pinstriped suit and laid out in a dark blue metal casket. "Going Home" was scripted inside the lid. I offered the man a glass of water. He cried. I put my arm around his shoulder and he collapsed in my arms, sobbing. "I should have come sooner. He shouldn't have had to die alone." We sat together until late afternoon. He asked if I had something else to do that day. I told him no. I didn't choose the act, but I knew it was kind. No one else came to honor the life of the man's father, not even the neighbor he spoke of. It cost nothing but a few hours of my time. I told him I was a student, that I wanted to be a professional golfer, and that my parents owned the funeral home. He was an attorney and lived in Denver. He plays golf whenever he can. He told me about his father. That night, I asked my dad to play golf with me the next day. And before I went to bed, I told him,

"I love you, Dad..."

sebuah kegagalan


Ya allah, apa Engkau mencoba mengatakan sesuatu kepadaku?Karena...

Kegagalan bukan brarti aq orang yg gagal,Tapi berarti aq belumlah sukses

Kegagalan bukan brarti aq tak mencapai apapun,Tapi brarti aq tlah belajar sesuatu

Kegagalan bukan brarti aq orang yg aneh,Tapi brarti aq memiliki cukup iman tuk diuji

Kegagalan bukan brarti aq orang yg memalukan,Tapi brarti aku tlah brani tuk mencoba

Kegagalan bukan berarti aq tak memilikinya,Tapi brarti aq memiliki sesuatu tuk dilakukan dg cara yg berbeda

Kegagalan bukan brarti aq lebih rendah dari yg lain,Tapi brarti aq tidaklah sempurna

Kegagalan bukan brarti aq tlah menyia2kan hidupku,Tapi brarti aq memiliki alasan tuk memulai lagi

Kegagalan bukan brarti aq harus menyerah,Tapi brarti aq harus brusaha lebih keras lagi

Kegagalan bukan brarti aq tak akan pernah berhasil,Tapi brarti aq butuh lebih banyak berlatih

Kegagalan bukan brarti Engkau tlah meninggalkan aq,Tapi brarti Engkau pasti memiliki rencana yg lebih baik bagiku..

hari ini...adalah hari ku


hari ini...Aku akan memulainya dengan ucapan syukur dan senyuman bukan
kritikan. Akan ku hargai setiap detik, menit dan jam, karena
tak sedetik pun dapat ku tarik kembali.

Hari ini tidak akan ku sia-siakan, seperti waktu lalu yang
terbuang percuma. Hari ini takkan ku isi dengan kecemasan
tentang apa yang akan terjadi esok.

Akan ku pakai waktu ku untuk membuat sesuatu yang ku harapkan
terjadi. Hari ini aku belajar lagi, dan terus belajar untuk merubah diri sendiri.

Hari ini akan ku isi dengan karya
yang mengisi setiap kata dalam puisi ini.
Ku tinggalkan angan-angan, yang selalu mengatakan:
"Aku akan melakukan sesuatu jika keadaan berubah."

Jikalau keadaan tetap sama saja, dengan kemurahan-Nya aku
tetap akan hidup dengan apa yang ada padaku.

Hari ini aku akan berhenti berkata: "Aku tidak punya waktu"
Karena aku tahu, aku tidak pernah mempunyai waktu untuk
apapun. Jika aku ingin memiliki waktu, aku harus meluangkannya.

Hari ini akan ku lalui seolah hari akhirku. Akan ku lakukan
yang terbaik dan tidak akan di tunda sampai esok.
Karena hari esok belum tentu ada....
karena ini adalah hari ku...

perjalanan hidupku...

"ya...allah..."


Ketika kau memulai berdoa, terucap kata “Ya Allah…”. Ketika kau sedang bersedih, terucap kata “Ya Allah…”. Ketika kau sedang menangis, terucap kata “Ya Allah…”. Ketika kau sedang sakit, terucap kata “Ya Allah…” Ketika kau sedang terluka, terucap kata “Ya Allah…” Ketika tertimpa kecelakaan, terucap kata “Ya Allah…”. Ketika tertimpa bencana, terucap kata “Ya Allah…”. Ketika tertimpa banjir, terucap kata “Ya Allah…” Ketika tertimpa musibah, terucap kata “Ya Allah…”. Ketika tertimpa kebakaran, terucap kata “Ya Allah…”. Apa yang bisa kita renungkan... Temukan Dia disana. Di hati orang-orang yang sedang hancur

Senin, 02 Juli 2007

hati nurani...


Terkadang kita tidak pernah melihat sekeliling
Terlalu banyak yang telah terjadi
Terlalu banyak keputusan yang harus diambil
Terlalu banyak yang harus dikorbankan
Terkadang kita harus mencari jalan yang terbaik
Tanpa harus menyakiti perasaan yang kita sayangi
Tanpa harus mengecewakan yang kita cintai
Tanpa harus meninggalkan yang selalu ada disisi
Kapan kita mau belajar untuk saling mengerti
Kepekaan kita akan sekeliling
Pada saat harus memilih
Mengikuti hati nurani
bukan pada keinginan sesaat....

kebahagiaan untuk ku


hmmm....ada kalanya ketika mata tak menatap, tangan tak berjabat.

ku ingin sekali menyapa dan bersenda tapi mungkin dunia yg telah berubah...

mengubah segalanya

sikap maupun keadaan...


Hanya saja...

ketika seseorang pernah menjadi suatu bagian lembaran dari kisahmu.,
egoiskah jika aku meminta sedikit pedulinya...

Bukan penjelasan dan bukan pembelaan diri.,

hanya penghargaan terhadap seseorang yg pernah memuat kisahmu didalam album hidupnya.

Setidaknya itulah yg aku pikirkan skrg.

Mungkin bagi dia.,

kisah itu hanya sepenggal masa lalu yg menyakitkanku, mengecewakan ku


tapi bagiku.,itu tetap sebuah kenangan.


aku tidak pernah berpikir dia jahat padaku,

aku tidak pernah berpikir aku masih ingin berharap,

aku hanya berpikir, aku ikhlas...

ini takdir ku, ini yg terbaik bagi ku...

aku telah lelah menghadapi semuanya...

Cukup!!!

mungkin bagiku ini terakhir kalinya sang jingga dapat membuka hati ku.


Pernah suatu hari aku menutup rapat2 pintu itu,


namun seseorang membuat celah di antaranya,

sehingga pintu itu mulai terbuka...

Tapi sekarang aku sadar kembali..,

cinta bukan duniaku.,

sayang bukan bumiku.,

aku hanyalah seorang manusia yg tak tahu diri yg berusaha untuk berpura2 bahagia...

kadang, inginku berusaha untuk mencuri sedikit kebahagiaan.

Tapi ku tahu.,

bahagia itu bukan milik ku...

"dhe"

seorang teman bagi ku


Apa arti teman ?Aku mencoba mencari jawabnya.Kulalui hidupku sendiri Kujalani apa adanya.Datanglah seorang kepadaku"Sungguh kasihan kau sendiri. Carilah teman."Ku bertanya"Teman apakah itu?"Ia membalas"Ikutilah jalan itu, carilah orang yg dapat bersama mu." Aku berjalanmenelusuri jalan yg gelapjalan yg tidak kukenaljalan yang mungkin merubah hidupkuAku bertemu seseorang"Apa kau seorang teman?"Melihatku dengan pandangan remeh ia berkata "Kau tak memiliki apa-apa, untuk apa aku jadi temanmu."Aku pun berlaluSeorang lagi kutemui"Apa kau teman ?"Melihatku dengan pandangan jijik ia mengatakan"Kau jelek sekali. tidak mau aku menjadi teman mu" aku meninggalkannyaseseorang menghampiriku"Kau kelihatan sedih bisakah aku membantumu?""tak seorangpun mau menjadi temanku.""Baiklah, aku akan menjadi temanmu hanya karena kau sedih" "Benarkah.?"Seberkas perasaan hangat mengalir di dalam kusenyum menyebar di wajahku.kemudiania menghilang.Aku terus berjalanKutemukan sebuah peti berisi uangkubawa ke kota dan kugunakan untuk mempercantik diri aku bertemu orang pertama"ternyata kau kaya, aku mau jadi teman mu."kita pun bertemanorang kedua datang"kau terlihat tampan"hubungan teman kembali terjalindatang orang lain kami pun juga menjadi temantak lama semua habis"karena kau sudah miskin, kita tidak menjadi teman lagi"ia pun pergi."kau terlihat kacau, pakaian mu membuatmu jelek. kita bukan teman" orang kedua pun pergi"apa kalian juga akan pergi?""Yah, kami hanya memanfaatkan kamu untuk kepentingan kami. kau sudah takberguna bagi kami lagi."Mereka pergiteman ku berkurang "tolonglah, Kalian jangan ikut pergi""ketika kau bahagia, kami ikut bahagia, ketika kau kesulitan, kami tidakingin ikut campur."semakin berkurangair mata mengalir.satu demi satu pergi. yang dulu mengaku teman,kini hilang entah kemana.saat semua tiada,kehampaan memenuhi dirikesedihan memenuhi hatisaat itu,teman dikala sedih ku datang kembali"Kenapa kau bersedih lagi?" "Tak adakah teman tanpa syarat?""jangan mencari teman, cobalah jadi teman"aku mengikuti sarannyaaku mencoba mendekatkan diri kepada yg lainperlahan-lahanaku pun masuk kedalam mereka mencoba menjadi teman merekakepercayaan mulai tumbuhhubungan teman sekali lagi terjalinsemakin banyak temanku.namundi kala berada di puncakmasalah kembali terjaditerjadi perpecahan di antara temanku aku harus memilihdiantara dua kubuaku bertahan netralkeduanya hilangbelum hilang kecewakuseorang temaan datang kepadaku"aku telah menemukan teman yg lebih baik,aku tidak membutuhkan teman seperti mu lagi." yg lain datangmencoba mengadu domba aku dengan yg lainaku menolaktapi, yg terhasut menjauhi kusekali lagi aku terjatuhdalam kesepiankehampaan'Teman' kembali datangkembali ku mengadu kepadanya ia berkata"Manusia,mereka selalu memikirkan diri mereka sendirihanya memikirkan yg baik bagi merekatak perduli dengan yang lain.mencari keuntunganmemanfaatkan yg lainmemilih yg terbaik mengadu dombalihatlah mereka si pencari keuntungan,apakah dia mendapatkan teman sejati ?setiap mereka sudah tidak mendapatkan apa yg mereka inginkanmereka akan meninggalkan 'teman' merekapada akhirnya mereka sendiri lagi.si pemanfaat kesempatantak akan lagi di percayai oleh temannyasi pemilih,dia juga akan dipilih dan memilihsampai akhirnya dia tidak dapat memilih temanlihatlah merekakini kesepianditinggalkan teman merekadekatilah merekakarena mereka malu untuk bertemu dengan mu lagiberbesar hatilahdan cobalah untuk menerima mereka kembali.karena teman adalah seorang yg dapat kamu andalkan ketika kamu kesepianseorang yg dapat kamu percaya ketika sedihseorang yg tertawa bila kau senangmemberikan tempat bersinggah ketika kau bingungselalu di sisi mumenjaga mu melindungi mumengingatkan dirimudimana kau dapat menumpahkan segala perasaanmudan yang terpenting, ia selalu mendukungmumenyemangati mu dan memberikan senyumnya yang tulus.

Persembahan untuk "bukit bintang...dago pakar"

bukit bintang "valley", dago pakar

bukit bintang "valley", dago pakar


Ketika malam yang dingin mencapai puncaknya... namun kehangatan cahaya lampu dan sang bintang selalu setia menemani,ketika aku duduk dengan setumpuk kata yang berisi sebuah pertanyaan dan keraguan... Namun, tak satu pun huruf mampu menyebrangi anak lidah ku... Kata hati yang tak mampu ku ucap, namun mampu ku tulis... Cerita angin malam yang lembut berbisik, lambaian mesra ilalang yang menenangkan hati, dan nyanyian rindu sang jangkrik dari bukit bintang... apakah saat ini ku telah merasakannya... sebuah ketenangan sesaat yang telah lama tak pernah ku rasakan... menghapus sejenak semua beban hidup ku yang selalu mengusik sejuta pikiran dalam benak ku Meradang, membengkak hendak termuntahkan Namun sisi bingung masih saja setia mendampingi duduk ku... menatap cahaya bintang di balik perasaan sepi, kenangan dan kesendirian ku..sungguh..sungguh aku tak tahu bagaimana meluluhkan segala keegoisan dan kegelapan hati ku... terkadang semua hanya membuat ku lelah, hanya menunjukkan aku lemah dan malu dihadapan keagungan tuhan yang begitu terang menyinari sisi gelap ku, apa mungkin aku tak mampu menghapusnya... selimut ini tak mampu lagi menahan... Menampar dan menundukkan lidah yang hendak berucap... Kata hati yang tak mampu ku ucap, namun mampu ku tulis sang fajar mulai datang menghampiri ku.. ia meninggalkan sebuah bayangan di antara kedua telapak kaki ku... bayangan yang selalu menemani setiap kesendirian ku.. aku melihat bayangan itu bukan kamu, bukan dia, bukan mereka... tapi...itu aku... aku melihatnya sendiri, bukan maksud ku melihat nasib tapi inilah jalan semoga aku bisa melihat diri ku lagi tidak seperti dulu... aku ingin merasakan disaat hidup ku dipenuhi oleh ketenangan... walau hanya sesaat... Seribu wujud bahasa hati yang masih tersimpan, namun bahasa kata yang angkuh... ku ambil segumpal tinta untuk kemudian menampung segala muntahan ku... Bahasa kata, yang tak mampu terucap namun mampu ku tulis...

aku adalah...laki-laki



aku adaLah...laki-laki yang belajar untuk dewasa dan mengerti arti hidup,

aku adaLah...laki-laki yang belajar untuk menerima sesuatu apa adanya,

aku adaLah...laki-laki yang belajar untuk mengerti bahwa masa lalu adalah masa lalu untuk masa depan,

aku adaLah...laki-laki yang belajar untuk sabar dan tabah dalam menghadapi keadaan,

aku adaLah...laki-laki yang belajar untuk menerima dan mensyukuri anugerah dari Tuhan.

aku adaLah...laki-laki yang belajar untuk hidup meskipun ku tahu suatu saat hidup ini akan berakhir.

aku adaLah...laki-laki yang belajar untuk merasakan bahagia,tersenyum dan tertawa meskipun ku tahu suatu saat aku pasti akan merasakan sedih, sakit dan terluka...

karena aku adaLah...laki laki maka aku harus kuat menghadapi tantangan hidup ini...perjalanan hidup ku yang sesak ternyata masih panjang….

aku laki laki…inilah diriku, bukan dia, bukan kamu, bukan jg mereka…karena hidup ku adalah hidup ku…dan hidupku adalah petualangan ku...
Blogger Templates
@rDh3